Di bawah pohon nan rindang dekat
sebuah perkantoran. Aku duduk di
atas hamparan rumput yang
bergoyang. Sesekali merapikan jilbab
yang ikut tersibak angin kencang.
Kau datang menghampiri dan
bertanya, "Kenapa kau suka tempat
ini?" Sambil menyodorkan sebotol air
mineral kepadaku.
"Entahlah, aku merasa nyaman
berada di sini. Tempat yang tepat
untuk mencari ketenangan di sela
jam istirahat kerja," jawabku. Kau
hanya tersenyum dan ikut duduk di
sampingku.

Suasana seketika hening. Angin
berhembus lebih pelan. Hamparan
rumput pun berhenti bergoyang,
seakan mengerti aku dan kau butuh
ketenangan.
"Berapa lama kau akan pergi?"
tanyaku butuh kepastian.
Kau terdiam lama. Membuka botol
mineral dan meneguknya berlahan.
Satu, dua menit masih terdiam,
memandang kosong hamparan
rerumputan.
Aku sendiri mulai gusar. Menunggu
sebuah jawaban darimu. Hingga tak
sadar, tanganku terampil mencabut
rumput sedikit demi sedikit.
"Aku khawatir ...," ucapku terhenti.
Kau menatapku sejenak, "Percayalah
... takkan lama. Aku pergi untuk
kembali."

Kini aku yang terdiam. Ya, terdiam
untuk waktu yang cukup lama. Kini
duduk sendiri di hamparan rumput
yang mulai meninggi. Setelah pergi,
kau tak pernah bisa kuhubungi.
Sampai detik ini kau belum juga
kembali. Aku masih menanti janji,
atas perihal rencana pernikahan yang
hanya tinggal menghitung hari.
Berapakah waktu yang kau katakan
tak lama itu. Haruskah aku berhenti
menanti waktu yang tak pasti, atau
tetap yakin kau akan kembali.

AQU

Next
This is the current newest page
Previous
Next Post »
Terima kasih sudah berkomentar